Jumat, 20 Januari 2012

Sejarah batik daerah Jambi


Pada zaman kesultanan, perdagangan dan produksi batik jambi secara terbatas. Batik jambi adalah hasil kerajinan yang tidak dapat dimiliki sembarang orang, ia dikomsumsi hanya oleh masyarakat yang mempunyai tingkat kehidupan sosial tinggi, misalnya kerabat kerajaan atau kaum bangsawan. Dengan berakhirnya pemerintahan kesultanan jambi, produksi batik jambi menurun secara drastis. Kalaupun ada pengrajin batik, itu pun dikerjakan oleh beberapa pengrajin yang sudah berusia tua.
Pada masa penjajahan belanda, berita tentang batik jambi kembali di marakkan dengan munculnya berbagai artikel yang ditulis oleh para penulis belanda , salah satunya adalah B.M. Goslings. Dalam artikelnya, Goslings menyatakan bahwa atas persetujuan Prof. Vam Eerde dia meminta Residen Jambi H.E.K. Ezermann untuk meneliti batik Jambi. Sekitar oktober 1928 dtg tnggapan dari Ezermann, bhwa di Dsun tngah pada wktu itu mmang ssungguhnya ada pengrajin seni batik dan menghasilkan karya yang sangat indah. (B.M. Goslings, 1928, 141)
Brdasarkn itu pla sudah trlihat bahwa smenjak jaman ksultanan jambi, jaman penjajahan belanda, jepang dan sampai perang kemerdekaan, terdapat kerajinan batik di daerah jambi akan tetapi belum berproduksi secara massal seperti sekarang.
Semenjak pembangunan Orde Baru, pembinaan dan pengembangan batik jambi telah dilakukan kembali secara insentif dan massal, jika pda era 1980an yang dominan adalah warna-warna jambi asli, pada era 90an yang digunakan adalah warna-warna pekalongan dan cirebonan .namun Kini batik Jambi kembali ke warna aslinya. yang cerah dan berkarakter khas.
Sedangkan batik tulis jambi memiliki ciri khas yang unik dan eksotis. Baik dari segi warna maupun motifnya sediri. Sebagian besar pewarnaan batik jambi diambil dari bahan-bahan alami yang ada di alam sekitar jambi, yaitu campuran dari aneka ragam kayu dan tumbuh-tumbuhan, seperti getah kayu lambato dan buah kayu bulian, daun pandan, kayu tinggi dan kayu sepang. Dan, ada juga campuran dari dua jenis bahan yang tidak terdapat di jambi seperti biji pohon tinggi dan daun nila, yang biasanya didatangkan langsung dari Yogyakarta.









Selain bahan pewarnanya, batik tulis jambi juga kaya dengan aneka motif dengan warna cerah sebagai simbol keceriaan dan keriangan masyarakat jambi. Tercatat lebih dari 31 motif batik tulis jambi yang masih dapat dijumpai, seperti candi muara jambi,
kaca piring, puncung rebung, angso duo bersayap mahkota, bulan sabit, pauh ( mangga ), Antlas ( Tanaman ), Awan Berarak, dan Riang-Riang.

SAlam hangat by : Batik jambi
Email : elviputrinayu@gmail.com
Hp : 085263352220

Tidak ada komentar:

Posting Komentar